
DPRD Berau Minta Pemkab Serius Tangani Masalah Sungai Segah
Kembali terjadinya perubahan warna air Sungai Segah, harus ditanggapi serius oleh Pemkab Berau. Pasalnya, hal ini sudah pernah terjadi 5 tahun yang lalu. Untuk itu, dianggap perlu adanya penanganan khusus, karena air Sungai Segah juga menjadi air baku yang diolah oleh PDAM Tirta Segah.
“Air Sungai ini juga menjadi bahan baku air yang diolah oleh PDAM, yang didistribusikan ke masyarakat, sebagai kebutuhan sehari-hari, jadi perlu adanya perlakuan khusus atau penanganan khusus untuk fenomena perubahan air sungai ini. Apalagi, ini sudah pernah terjadi. Makanya pemerintah harus serius menangani masalah ini. Karena ini memang masalah serius, karena sumber air minum kita dari situ,” jelas Sekretaris Komisi II DPRD Berau, yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Sujarwo Arif Widodo, beberapa waktu lalu.
Menurut anggota DPRD Berau dari Fraksi NasDem ini, langkah konkret yang harus dilakukan pemerintah adalah menguji kandungan air sungai tersebut. Bukan sekadar menguji pH dan kadar besinya saja, tapi harus lebih mendalam. Ini karena di sepanjang Sungai Segah banyak aktivitas masyarakat dan industri, seperti pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, hingga permukiman masyarakat.
“Yang bahaya kalau ada kandungan sulfur dan radioaktifnya seperti di batu bara. Itu yang perlu diteliti mendalam. Harus dilakukan kajian benar-benar oleh tim independen, karena kita memang tidak tahu apa penyebabnya ini. Undanglah akademisi, undanglah ahli air untuk menelitinya,” terangnya.
Untuk itu, selain mendorong pemerintah agar melakukan penelitian mendalam, Sujarwo juga akan mengusulkan ke Komisi II DPRD Berau untuk mengagendakan secara khusus mengenai fenomena perubahan warna air sungai ini.
“Saya akan ajukan ke komisi, selanjutnya ke Banmus (Badan Musyawarah), supaya bisa (pihak-pihak terkait) dipanggil khusus. Untuk hal seperti ini, kita tidak bisa menduga-duga, harus hasil penelitian yang bisa menjelaskannya,” pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi I DPRD Berau, yang membidangi kesehatan, Feri Kombong. Dikatakannya, dengan adanya kejadian ini hingga berulang, dan diusut tuntas secara transparan kepada masyarakat.
“Kalau kasusnya begini berarti di kasus sebelumnya tidak pernah ditindaklanjuti sampai tuntas oleh dinas terkait. Saya juga meminta kepada dinas terkait agar tidak saja menitik beratkan pada penyidikan pH air, tetapi juga dari mana sumber masalahnya. Kalau ada perusahaan yang membuang limbah langsung ke sungai, itu artinya terjadi pelanggaran, bukan masalah limbah itu berbahaya atau tidak,” bebernya.
Sedangkan untuk pembentukan tim khusus dan terpadu meneliti hal ini, memang dibutuhkan. Kalau perlu dari semua sektor bahkan masyarakat juga ikut dilibatkan.
Dengan dilakukannya penelitian, maka bisa memberikan sedikit ketenangan kepada masyarakat. Karena tidak diketahui juga apa dampaknya jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Itu baru dari sisi manusianya, belum secara keseluruhan. Belum lagi kerugian secara ekonomi, di mana sungai ini mengalir dari hulu ke hilir. Berapa banyak biota di sungai, ikan yang mati, nasib pembibitan ikan di keramba sepanjang Sungai Segah, dan masih banyak lagi lainnya.
“Kami dari DPRD akan mengawasi masalah ini sampai tuntas, semua penyebab atau sumber masalahnya harus dicari. Jadi kalau nanti kejadian lagi hal seperti ini, kita sudah siap antisipasi sampai kemungkinan terburuk sekalipun,” pungkasnya. (bangun banua)
0 Komentar